Arsip Tag: Edukasi

Ciptakan Kesetaraan Gender baik di rumah maupun Sekolah

perbedaan-pertumbuhan-anak-laki-laki-dan-perempuan-869-perbedaan-pertumbuhan-anak-laki-laki-dan-perempuan-5baccafe43322f39082cc792
shutterstock.com

Sebagi orang tua penting bagi kita untuk mengenalkan istilah gender pada anak. Sebelum itu, kita juga harus memahami dengan betul tentang gender. gender merupakan perbedaan peran, fungsi, status, dan tanggung jawab pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari bentukan sosial budaya yang tertanam lewat proses sosialisasi dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Pastinya kita sering mendengar kata-kata dari orang tua “laki-laki itu kewajibannya bekerja sedangkan perempuan kewajibannya itu mengurus rumah”, tapi saya tidak setuju dengan istilah tersebut karna pada zaman sekarang kita sendiri bisa menyaksikan bahwa banyak wanita yang bekerja seperti laki-laki dan mempunyai penghasilan bahka lebih dari penghasilan laki-laki. Menurut saya gender itu bukan berdasarkan bentuk biologis melainkan peran,fungsi dan tanggung jawab.

Dalam bermasyarakat kita mempunyai tiga kesamaan itu dan sifatnya setara. Misalnya laki-laki bisa menjadi gubernur maka perempuanpun juga bisa menjadi gubernur contohnya gubenur surabaya yaitu ibu Tri Rismaharini.

Baca Juga : Cara Mudah Belajar Bahasa Inggris

Orang-orang sering meremehkan perempuan mereka tidak sadar bahwa antara laki-laki dan perempuan itu mempunyai peran,fungsi, dan tanggung jawab yang sama.

Dalam lingkungan keluarga kita sebagai orang tua sering kali melakukan pola asuh yang kurang tepat. Misalnya anak perempuan diperlakukan dengan pengawasan yang lebih tepat, selalu menilai bahwa perempuan itu identik dengan warna pink dan bermain permainan yang bersifat feminim.

Kita sebagai orang tua sering  memaksakan itu tak jarang beberapa anak perempuan juga menyukai permainan-permainan ekstrim seperti yang dilakukan laki-laki dan tanpa kita sadari anak perempuan kita terkadang dengan memainkan permainan anak laki-laki terkadang mereka bisa menemukan bakat mereka seperti sepak bola, mobil-mobilan, dll.

Sedangkan untuk anak laki kita sering menerapkan pola asuh yang longgar, selalu menilai bahwa anak laki-laki identik dengan warna biru, dan bermain permainan yang bersifat maskulin. Tanpa kita sadari banyak sekali anak laki-laki yang suka bermain permainan perempuan, seperti masak-masakan, permainan pertama dan yang sering mereka mainkan adalah masak-masakan karena dengan memainkannya anak lebih sering melakukan interaksi dengan teman lawan jenisnya serta melatih kemampuan kongnif mereka. tak jarang pada zaman sekarang banyak laki-laki yang berprofesi sebagai chef.

Sedangkan di lingkungan sekolah, dalam kegiatan belajar dan mengajar guru sering kali memperlakukan murid laki-laki dan perempuan tidak sama rata. Dan kebanyakan merugikan murid perempuan, karna saat dikelas guru cenderung menaruh harapan dan memberikan perhatian lebih kepada murid laki-laki.

Dengan demikian guru sudah melakukan kesalahan yang nantinya akan berdampak pada sosial emosional anak, anak perempuan akan merasakan kecumburuan terhadap anak laki-laki karna kurang mendapatkan perhatian gurunya.

Sebagai guru yang bijak menurut Astutiningsih (2005) upaya untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam bidang pendidikan dapat dilakukan dengan menetapkan sistem pendidikan yang sensitif gender untuk menjamin persamaan kesempatan pendidikan dan pelatihan, menghapus disparitas gender dalam memperoleh kesempatan pendidikan, memperbaiki mutu pendidikan dan meningkatkan kesempatan bagi perempuan memperoleh pengetahuan.

Menurut Nugroho (2008) upaya kesetaraan gender dapat diterapkan sejak dini baik melalui pendidikan formal di sekolah maupun non formal di rumah dengan menciptakan kondisi belajar yang menghargai kesetaraan gender serta menggunakan media permainan yang bias gender.(*)